Kamis, 25 Agustus 2011

Sebuah Renungan

-WS Rendra-

Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku, bahwa sesungguhnya ini hanya titipan
Bahwa mobilku hanya titipan Nya, bahwa rumahku hanya titipan Nya, bahwa hartaku hanya titipan Nya
Tetapi, mengapa aku tidak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?

Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yg bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya?

Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja yang melukiskan bahwa itu adalah derita

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yg cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta, lebih banyak mobil, lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan.

Seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:
"aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku" dan
menolak keputusan Nya yang tak sesuai keinginanku,

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk
beribadah...
"Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"

Rabu, 24 Agustus 2011

Jamaah Baytl-Maqdis

-Taufiq Ismail-

Kuda itu telah ditambatkan
di luar
Masjid Paling Jauh Ke Utara
malam pun terselubung
di atas terjal
Dinding Al-Buraq
di atas Bethlehem
yang pulas
para nabi dan rasul
dalam waktu jang lebur
mengelukan
lelaki berkuda itu
mereka berpandangan rindu
dan erat berjabat tangan
dengan nostalgia
mengulurkan titipan tarikhi
insan yang semesta
Ibrahim menyilakan lelaki itu
memimpin ibadat shalat
dua rakaat
seluruh nabi dan rasul
bersaf-saf dalam jamaat Rohianiat
meluluh abad demi abad
dan
berangkatlah
Muhammad
diapit Jibril
dan Mikail.
1966

Selasa, 16 Agustus 2011

Pendayung Sampan dan Profesor

Suatu hari seorang profesor menyewa sebuah sampan untuk membuat kajian di tengah lautan.Pendayung itu merupakan lelaki tua yang sangat pendiam. Profesor sengaja mengupah lelaki tua itu kerana dia tidak mahu orang yang menemaninya banyak menyoal tentang apa yang dia lakukan.

Dengan tekun Profesor itu melakukan tugasnya tanpa menghiraukan pendayung sampan. Dia mengambil air laut dan diisi kedalam tabung uji, digoncang-goncang, kemudian mencatat sesuatu di dalam buku catatan dibawanya. Berjam-jam lamanya Profesor itu melakukan kajian dengan tekun sekali. Pendayung sampan mendongak ke langit, memandang pada awan yang mula berarak kelabu. Dalam hati dia berkata “Hmm..tak lama hujan lebat akan turun..”

“OK semua sudah siap mari kita balik.” Lantas pendayung itu memusingkan sampannya dan mula mendayung ke arah pantai. Dalam perjalanan itu baru Profesor itu membuka mulut menegur pendayung sampan.

“Dah lama kamu mendayung sampan?” Tanya Profesor kepada pendayung sampan. “Hmm..hampir seumur hidupku,” jawab si pendayung ringkas.

“Seumur hidup kamu? Jadi kamu tidak tahu apa-apa selain mendayung sampan?” tanya Profesor itu lagi.

“Ya..”jawab pendayung sampan dengan ringkas.

Profesor belum berpuas hati dengan jawapan pendayung tua itu. “Kamu tahu Geografi?” Si pendayung menggeleng..

“Kalau begitu kamu hilang 25% dari usia hidup kamu.”
“Kamu tahu Biologi?”tanya Profesor itu lagi. Pendayung sampan itu menggeleng lagi.

“Kasihan kamu telah kehilangan 50% dari usia kamu.”

“Kamu tahu Fisika?” Profesor itu masih bertanya. Seperti tadi pendayung sampan itu hanya menggeleng.

“Sungguh kasihan kalau begitu kamu telah kehilangan 75% usia kamu.Malang sungguh nasib kamu semuanya tidak tahu. Seluruh hidup kamu hanya dihabiskan dengan sampan,tak ada gunanya lagi,” Profesor itu mengejek dan berkata dengan angkuh setelah merasakan dirinya yang terhebat. Pendayung sampan hanya mendiamkan diri.

Selang beberapa minit kemudian hujan turun dengan lebat, tiba-tiba ombak besar datang melanda. Sampan yang mereka naiki terbalik. Profesor dan pendayung sampan terpelanting. Sempat pula pendayung itu bertanya, “Kamu tahu berenang?” Profesor hanya menggeleng.

“Sayang sekali kamu telah kehilangan 100% nyawa kamu.” Kata pendayung itu sambil berenang ke pantai meninggalkan Profesor yang angkuh tadi.

Rabu, 10 Agustus 2011

Kalian Cetak Kami Jadi Bangsa Pengemis, Lalu Kalian Paksa Kami Masuk Masa Penjajahan Baru, Kata si Toni

-Taufiq Ismail-

Kami generasi yang sangat kurang rasa percaya diri
Gara-gara pewarisan nilai, sangat dipaksa-tekankan
Kalian bersengaja menjerumuskan kami-kami
Sejak lahir sampai dewasa ini
Jadi sangat tepergantung pada budaya
Meminjam uang ke mancanegara
Sudah satu keturunan jangka waktunya
Hutang selalu dibayar dengan hutang baru pula
Lubang itu digali lubang itu juga ditimbuni
Lubang itu, alamak, kok makin besar jadi
Kalian paksa-tekankan budaya berhutang ini
Sehingga apa bedanya dengan mengemis lagi
Karena rendah diri pada bangsa-bangsa dunia
Kita gadaikan sikap bersahaja kita
Karena malu dianggap bangsa miskin tak berharta
Kita pinjam uang mereka membeli benda mereka
Harta kita mahal tak terkira, harga diri kita
Digantung di etalase kantor Pegadaian Dunia
Menekur terbungkuk kita berikan kepala kita bersama
Kepada Amerika, Jepang, Eropa dan Australia
Mereka negara multi-kolonialis dengan elegansi ekonomi
Dan ramai-ramailah mereka pesta kenduri
Sambil kepala kita dimakan begini
Kita diajarinya pula tata negara dan ilmu budi pekerti
Dalam upacara masuk masa penjajahan lagi
Penjajahnya banyak gerakannya penuh harmoni
Mereka mengerkah kepala kita bersama-sama
Menggigit dan mengunyah teratur berirama
Sedih, sedih, tak terasa jadi bangsa merdeka lagi
Dicengkeram kuku negara multi-kolonialis ini
Bagai ikan kekurangan air dan zat asam
Beratus juta kita menggelepar menggelinjang
Kita terperangkap terjaring di jala raksasa hutang
Kita menjebakkan diri ke dalam krangkeng budaya
Meminjam kepeng ke mancanegara
Dari membuat peniti dua senti
Sampai membangun kilang gas bumi
Dibenarkan serangkai teori penuh sofistikasi
Kalian memberi contoh hidup boros berasas gengsi
Dan fanatisme mengimpor barang luar negeri
Gaya hidup imitasi, hedonistis dan materialistis
Kalian cetak kami jadi Bangsa Pengemis
Ketika menadahkan tangan serasa menjual jiwa
Tertancap dalam berbekas, selepas tiga dasawarsa
Jadilah kami generasi sangat kurang rasa percaya
Pada kekuatan diri sendiri dan kayanya sumber alami
Kalian lah yang membuat kami jadi begini
Sepatutnya kalian kami giring ke lapangan sepi
Lalu tiga puluh ribu kali, kami cambuk dengan puisi ini.
1989

Minggu, 07 Agustus 2011

Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia

-Taufiq Ismail-

Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga
Ke Wisconsin aku dapat beasiswa
Sembilan belas lima enam itulah tahunnya
Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia
Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda

Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,
WhitefishBay kampung asalnya
Kagum dia pada revolusi Indonesia
Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya
Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama
Dan kecil-kecilan aku narasumbernya
Dadaku busung jadi anak Indonesia

Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy
Dan mendapat Ph.D. dari Rice University
Dia sudah pensiun perwira tinggi dari US Army
Dulu dadaku tegap bila aku berdiri
Mengapa sering benar aku merunduk kini

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, ebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia

Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,

Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi berterang-terang curang susah dicari tandingan,

Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,

Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan, senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan peuyeum dipotong birokrasi lebih separuh masuk kantung jas safari,

Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal, anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,
menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati, agar orangtua mereka bersenang hati,

Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,

Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan sandiwara yang opininya bersilang tak habis dan tak utus dilarang-larang,

Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,

Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah, ciumlah harum aroma mereka punya jenazah, sekarang saja sementara mereka kalah, kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,

Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli, kabarnya dengan sepotong SK suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,

Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan, lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,

Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja, fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,

Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat
jadi pertunjukan teror penonton antarkota cuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita tak pernah bersedia menerima skor pertandingan yang disetujui bersama,

Di negeriku rupanya sudah diputuskan kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa, lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta, sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,

Di negeriku ada pembunuhan, penculikan dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh, Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng, Nipah, Santa Cruz dan Irian, ada pula pembantahan terang-terangan yang merupakan dusta terang-terangan di bawah cahaya surya terang-terangan, dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai
saksi terang-terangan,

Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada, tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.
1998

Kamis, 14 April 2011

Mencintai Ilmu

Kun ‘aliman, au muta’aliman, au mustami’an au muhibban, wa la takun khamisan. Jadilah orang yang berilmu, atau penuntut ilmu, pendengar ilmu atau pecinta ilmu dan jangan jadi orang yang kelima. (Al Hadis)

Orang kelima yang dimaksud dalam hadis ini adalah bukan orang berilmu, bukan penuntut ilmu, orang yang malas mendengarkan kajian yang membahas ilmu dan yang tidak suka terhadap ilmu. Dan kita dilarang menjadi orang kelima ini. Sungguh kerugianlah sebenarnya yang akan didapat oleh orang kelima ini.

Ilmu pengetahuan harus diambil sebanyak-banyaknya. Tak peduli siapa yang memegang dan dari mana asal si pemegang. Tak peduli di mana tempat ilmu tersebut, kita disuruh untuk mengambilnya. Rasulullah pernah mengatakan bahwa hikmah (ilmu) itu adalah milik orang Islam, ambillah di mana pun tempatnya. Bahkan, walau pun di negeri China. Kewajiban ini juga tidak dibatasi oleh usia. Titik mulainya kewajiban menuntut ilmu itu mulai dari buaian, sejak bayi lahir, sampai liang lahat, sampai si bayi tersebut menutup lembar hidupnya, dimasukkan ke liang lahat, tempat peristirahatannya yang terakhir.

Mengenai tidak perlunya memilah kepada siapa kita menuntut ilmu dapat kita lihat contoh pada Imam Syafii, salah seorang imam mazhab di dalam riwayat hidupnya menjelaskan bahwa salah seorang gurunya beragama Yahudi (sewaktu beliau tidak mengetahui ciri anjing baligh). Hal ini berarti bahwa memang yang terpenting adalah ilmunya.

Sebuah Hadis lain menjelaskan mengenai pentingnya ilmu mengatakan: Barang siapa menginginkan (kebahagiaan, keberhasilan) dunia, maka itu didapatkan dengan ilmu. Barang siapa menginginkan akhirat, maka itu didapatkan dengan ilmu Barang siapa menginginkan keduanya, maka itu pun dengan ilmu. Jadi sangat rugilah bila kita membiarkan anak-anak kita, saudara-saudara kita, tetangga dan masyarakat di sekeliling kita atau bahkan diri kita sendiri tidak mendapatkan akses yang banyak untuk memperoleh ilmu ini. Masih banyak tetangga dan masyarakat di sekeliling kita yang membutuhkan bantuan untuk mendapatkan akses ilmu yang lebih luas. Ini merupakan ladang investasi untuk menyiapkan generasi yang lebih baik. Kalau bukan generasi sekarang yang mempersiapkan, maka bersiaplah karena generasi yang akan terbentuk adalah generasi keblinger, rapuh tanpa pegangan.

Sekali lagi mari kita mencintai ilmu, kita berikan kesempatan seluas-luasnya untuk meraih ilmu kepada diri kita dan orang lain di sekeliling kita.

Sumber : Renungan-Renungan Harian oleh Ishak

Rabu, 16 Maret 2011

Imam Ghazali dan Muridnya

Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya :

Pertama, “Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?”.

Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya. Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah “Mati”. Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (Ali Imran ;185)

Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua. “Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?”.

Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah masa lalu. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. “Apa yang paling besar di dunia ini?”.

Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah “Nafsu” (Al A’Raf : 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Pertanyaan keempat adalah, “Apa yang paling berat di dunia ini?”.

Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban kalian benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah “memegang AMANAH” (Al Ahzab : 72). Tumbuh tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT memintamereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.

Pertanyaan yang kelima adalah, “Apa yang paling ringan di dunia ini?”.

Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan Solat. Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan sholat, gara-gara meeting kita tinggalkan solat. Lantas pertanyaan ke enam adalah, “Apakah yang paling tajam di dunia ini?”. Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang… Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah “lidah manusia”. Karena melalui lidah, Manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Minggu, 06 Maret 2011

Ikhtiar dan Tawakkal

Di dalam kehidupan ini, ada empat kemungkinan yang dapat kita jumpai di dalam urusan berikhtiar, apapun bentuk ikhtiar yang kita dilakukan. Kemungkinan pertama, seringkali kita temui orang yang berusaha dan berhasil. Kemungkinan kedua, ada juga orang yang walaupun telah berusaha dengan sekuat tenaga, tetapi kemudian tujuannya tidak tercapai. Yang ketiga, walau pun agak jarang tetapi ada juga orang yang sebenarnya tidak berusaha, atau usaha yang dilakukannya itu minimal, tetapi juga berhasil. Yang terakhir, lebih sering kita jumpai orang yang tidak berusaha, dan tidak berhasil. Jadi, ada orang yang berusaha, berhasil; ada yang berusaha tetapi tidak berhasil; tidak berusaha, berhasil dan terakhir, tidak berusaha, tidak berhasil.

Keempat fakta ini menunjukkan kepada kita, bahwa kita tidak bisa dengan pasti mengetok palu, memastikan bahwa keberhasilan yang kita akan peroleh berbanding sejajar dengan usaha yang kita lakukan. Kalau hal ini kita yakini, maka kita cenderung tidak akan mau menerima kegagalan yang kita terima. Yang harus kita yakini adalah kita hanya berkewajiban berusaha, berusaha dengan segenap kemampuan kita untuk mencapai suatu tujuan. Kemudian setelah kita berusaha dengan maksimal, hasilnya kita serahkan kepada kehendak Ilahi. Konsep yang harus kita tanamkan di dalam berusaha adalah la haula wa la quwwata illa billah, tiada daya dan kekuatan selain daya dan kekuatan milik Allah. Setelah berikhtiar, kita serahkan kepada Allah, bukan menyombongkan jerih-payah, upaya yang telah kita lakukan. Maka kalau konsep ini sudah tertanam di dalam jiwa kita, ketika berhasil kita tidak lantas bersorak, mengepalkan tinju tinggi-tinggi sambil berteriak, yes! Tidak lupa diri, tetapi justru segera mengingat Allah mengucap syukur memuji karunia-Nya. Sebaliknya, ketika gagal kita tidak lantas menekuk muka, putus asa menganggap kegagalan sebagai akhir segalanya. Tetapi kita lantas segera muhasabah, introspeksi diri mencari penyebab kegagalan untuk perbaikan di masa datang, sambil mengingat bahwa semua cobaan datang dari Allah, dan di balik kesulitan terdapat hikmah, kebaikan.

Yakinlah, bahwa walau pun gagal, usaha yang telah kita lakukan akan dinilai sebagai suatu kebaikan di sisi Allah. Sebuah hadis menjelaskan kepada kita, dengan makna bahwa seandainya kita mempunyai pengetahuan yang sangat jelas bahwa esok akan datang hari kiamat, sedangkan di tangan kita terdapat sebutir biji kacang, kita dilarang untuk membuangnya. Tetapi kita disuruh untuk menanamnya walau pun kita tahu betul bahwa esok akan kiamat. Bukan hasil yang dilihat oleh Allah SWT, akan tetapi jerih payah kita menanam biji kacang itulah yang akan dicatat sebagai suatu kebaikan.

Sekali lagi, mari kita tanamkan konsep la haula wa la quwwata illa billah di dalam setiap bentuk usaha kita agar ketika berhasil kita tidak lantas sombong, lupa daratan, dan tidak terpuruk ketika gagal.

Sumber : Renungan-Renungan Harian oleh Ishak

Minggu, 13 Februari 2011

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gagal Jantung

Definisi
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (Smeltzer, 2001)

Patofisiologi
Fungsi jantung sebagai pompa diindikasikan oleh kemampuan untuk memenuhi suplai darah yang adekuat ke seluruh bagian tubuh, baik dalam keadaan istirahat maupun saat mengalami stress fisiologis.
Mekanisme fisiologis dasar jantung seperti stroke volume ( isi sekuncup ), cardiac output ( curah jantung ), heart rate ( laju jantung ), preload ( beban awal ), after load ( beban akhir ), dan kontraktilitas sangat berpengaruh dalam mekanisme terjadinya gagal jantung
-Stroke volume ( SV ) adalah jumlah darah yang di pompakan ventrikel setiap kali kontraksi
-Coadiac output ( CO ) adalah jumlah darah yang dipompakan ventrikel setiap menit
-Heart rate ( HR )/denyut jantung semenit merupakan fungsi sistem saraf otonom.Bila curah jantung menurun sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung.Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka stroke volumlah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.
Secara ringkas hubungan ketiganya dapat digambarkan dalam rumus berikut : CO = HR X SV
Tiga faktor mempengaruhi Stroke volume:
Preload. Menggambarkan tekanan miokardium pada saat akhir diastole atau sesaat sebelum ventrikel berkontraksi. Menurut hukum Frank Starling: makin besar isi jantung saat diastollik, semakin besar darah yang dipompakan.
Afterload. Menggambarkan tahanan yang harus dihadapi saat darah dikeluarkan dari ventrikel.Apabila tekanan sistemik arterial meningkat maka kerja jantung akan meningkat pula.
Kontraktilitas.adalah kemampuan intrinsik serabut-serabut miokard untuk berkonraksi.Peningkatan stroke volume meningkatkan kontraktilitas, dan sebalikanya penurunan stroke volume menurunkan kontraktilitas.

Respons Kompensatorik
1. Peningkatan aktifitas adrenergik simpatis
Meningkatnya aktifitas simpatik adrenergik akan merangsang pengeluaran katekolamin dari saraf-saraf adrenergik jantung dan medulla adrenal. Hal ini akan meningkatkan kontraktilitas dan denyut jantung, yang akan menambah cardiac output.Juga terjadi vasokontriksi arteri perifer untuk menstabilkan tekanan arteria dan redistibusi volume darah dengan mengurangi aliran darah ke organ-organ yang rendah metabolisnya seperti kulit dan ginjal, sehingga perfusi ke jantung dan otak dapat dipertahankan.Venokontriksi akan meningkatkan aliran balik vena ke jantung sisi kanan yang selanjutnya akan menambah kekuatan kontraksi sesuai hukum Starling.
2. Peningkatan preload
Aktivasi sistem RAA (Renin Angiotensin Aldosteron) menyebabkan retensi natrium dan air oleh ginjal.Peningkatan beban awal ini akan meningkatkan kekuatan kontraksi sesuai hukum Starling.
3. Hipertrofi ventrikel
Penebalan dinding ventrikel tanpa disertai penambahan ukuran ruang jantung akan menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mencukupi kebutuhan tubuh.
Ketiga respons kompensatori ini menggambarkan usaha untuk mempertahankan curah jantung, namun bila gagal jantung berlanjut maka kompensasi ini menjadi semakin tidak efektif.

Klasifikasi Gagal Jantung
Gagal jantung menurut New York Heart Association (NYHA) terbagi atas 4 kelas fungsional,yaitu:
I : Timbul sesak nafas pada aktifitas fisik berat
II : Timbul sesak nafas pada aktifitas sedang
III : Timbul sesak nafas pada aktifitas ringan
IV : Timbul sesak nafas pada aktifitas sangat ringan atau istirahat

Manifestasi Klinis
Gagal Jantung Kiri
- Dyspnea yaitu sesak nafas
- Orthopne yaitu sesak saat berbaring
- Dyspneu on effort (DOE) yaitu sesak bila melakukan aktifitas
- Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) yaitu sesak tiba-tiba dimalam hari disertai batuk
- Edema paru
- Lekas capek
- Batas jantung kiri melebar
- Sianosis
- Tekanan darah menurun
- Takhikardi
- Keringat dingin
- Bunyi jantung S3, S4

Gagal Jantung Kanan
- Batas jantung kanan melebar
- Juguralis venus pressure ( JVP ) meningkat
- Edema tungkai → edema anasarka
- Hepatomegali
- Asites
- Anoreksia

Asuhan Keperawatan
Pengkajian
I. Identitas pasien: Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan
II. Riwayat kesehatan
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit keluarga
- Faktor pencetus
- Faktor resiko
III. Pengkajian kegawat daruratan
1. Airway
Kaji sumbatan jalan nafas: tersering sputum berbusa kadang disertai darah
2. Breathing
- Dyspnea akibat penimbunan cairan di interstiil paru dan di alveoli
- Orthopne
- Dyspneu on effort (DOE) karena penurunan perfusi ke otot-otot
- Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND)
- Ronchi pertanda adanya edema paru
- Whezing bila terjadi asma kardial akibat bronchospasme
3. Circulation
- Kulit pucat dan dingin karena perfusi jaringan yang tidak adekuat
- Sianosis karena penurunan cardiac output yang terjadi lebih lanjut
- Capilery refill > 3 detik
- Nadi kecil karena penurunan cardiac output
- Takikardi merupakan usaha kompensasi untuk mencukupi stroke volume
- TD menurun terjadi pada gagal jantung yang lebih berat
4. Dissability
- Kaji tingkat kesadaran/ GCS, kekuatan otot
- Kelemahan dan keletihan karena perfusi yang kurang pada otot-otot
- Kegelisahan, atau kebingungan akibat penurunan cardiac output
5 Exposure
- Mulai dari kepala ke leher
Konjungtiva anemis bila ada anemia
Sclera ikterik bila terjadi hepato dekompensated
Leher menunjukkan JVP meningkat
- Paru-paru
Inspeksi : bentuk dan pergerakan dada
Auskultasi : ronchi, whezzing
Perkusi : redup bila ada efusi pleura
Palpasi : Taktil premitus ka = ki
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tampak/ tidak
Auskultasi : S3 menunjukkan disfungsi jantung kiri
Perkusi : batas jantung melebar
Palpasi : Ictus kordis bergeser kekiri bila ada pembesaran jantung
- Abdomen:
I : Acites akibat peningkatan tekanan hidrostatik di vena porta sehingga cairan terdorong ke rongga abdomen
A : Bising usus bisa menurun karena bendungan pembuluh darah usus
Pe : Redup bila ada acites
Pa : Hepatomegali akibat pembesaran vena di hepar
- Muskuluskletal:
Edema, yang terkenal dengan pitting edema yaitu edema yang akan tetap cekung bahkan dengan penekanan ringan
Cianosis, akibat penuruna curah jantung yang lebih lanjut
Akral dingan, akibat penuruna curah jantung dan vasokonstriksi perifer
Kaji kekuatan otot
- Pola eliminasi
BAK: Olyguria bial urine < 500 cc/ 24 jam (100 –400 cc/ 24 jam)
Anuria, urine < 100 cc/24 jam, kedua hal ini terjadi karena perfusi ke ginjal menurun
Nokturia: rasa ingin kencing dimalam hari karen perfusi renal membaik saat istirahat
BAB: Bisa normal / terganggu
- Pola nutrisi:
Anoreksia dan mual karena pembesaran vena dan statis vena di dalam rongga abdomen
- Pola aktifitas dan latihan
Lemah dan mudah lelah karena cardiac output yang menurun sehingga menghambat sirkulasi jaringan dan pembuangan sampah katabolisme yang tidak adekuat dari jaringan
- Pola istirahat dan tidur
Insomnia: terjadi akibat distress pernafasan dan batuk

Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorim: darah rutin, gula darah, elektrolit, fungsi hepar, fungsi ginjal, kholesterol, trigliseride, AGD
- EKG: RVH, LVH, LAH, LBBB, aritmia
- Foto Rontgen: edema paru, kardiomegali, RVH, LVH
- Echocardiogram: untuk mengetahui ruang-ruang jantung, klasifikasi katub, fraksi ejeksi
- Kateterisasi: untuk mengetahui tekanan dalam sirkulasi jantung dan paru, saturasi O2 di ruang jantung, angiografi ventrikel kiri untuk mengidentifikasi hipokinetik local atau menyeluruh serta aneurisma ventrikel kiri melalui pengukuran fraksi ejeksi
- Radionuklir: untuk mengevaluasi fungsi ventrikel dan mengidentifikasi kelainan fungsi miocard
- CT scanning dan magnetic resonance imaging: untuk memberikan informasi akurat dan terinci tentang jantung dan fungsi jantung

Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan irama, preload, afterload, dan kontraktilitas
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sputum, spasme jalan nafas
3. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran kapiler - alveoli
4. Pola nafas tidak efektif b.d kelehahan otot pernafasan, hiperventilasi
5. Volume cairan berlebih b.d mekanisme pengaturan melemah
6. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d intake yang tidak adekuat
7. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan umum
8. PK syok cardiogenik
9. PK gagal ginjal
10. PK tromboemboli
11. PK Aritmia

Intervensi Keperawatan
1. Bedrest/ batasi aktifitas fisik untuk mengurangi beban jantung
2. Atur posisi semi fowler/fowler, mengurangi aliran balik vena dan kongesti paru
3. Monitoring : TTV, EKG, CVP, tek arteri pulmonal, tek kapiler arteri pulmonal, CO,Cardiac indeks (CI), JVP, keluhan pasien, suara pernafasan, suara jantung, balance cairan, pulsasi perifer, capilary refill, status mental, lingkar perut, laboratorium
4. Management airway
5. Management lingkungan:
- Batasi pengunjung
- Beri lingkungan aman dan nyaman
- Mendekatkan alat-alat bantu ADL
6. Management therapi
- Oksigen: nasal kanul, masker sederhana, rebreathing mask, non rebreathing mask
- Diuretik: pengobatan pilihan pertama pada gagal jantung, digunakan untuk menghilangkan retensi cairan tanpa menyebabkan dehidrasi
- ACE inhibitor: menghambat pembentukan angiotensin II, menurunkan preload, afterload sehingga bisa mengatasi gagal jantung
- Vasodilator lain (hydralazin): berguna untuk terapi alternatif jika pasien tidak dapat toleransi terhadap ACE
- Digitalis: meningkatkan kontraktilitas miocard dan menurunkan denyut jantung
- Anti koagulan: bila etiologi dari kelainan katup disertai AF, untuk mencegah trombus dan emboli yang bisa menyebabkan infark pada ginjal dan otak
- Pengobatan terminal: dopamin, dobutamin memperbaiki gagal jantung dan dapat bermanfaat dalam management gagal jantung terminal
- Antibiotika: digunakan pada gagal jantung dengan kelainan katup yang disebabkan penyakit jantung rematik
- Kardioversi-defibrilasi
- Intra aortik Balon Pump (IABP)
- Hemodialisa(HD), Peritonial dialisa(PD),Continus arteti vena hemodilisa(CAVH), Continus vena vena hemodialisa (CVVH)
- Management nutrisi:
- Beri diet lunak dan rendah garam
- Kolaborasi dengan ahli gizi
- Dekatkan alat-alat bantu
8. Bantu ADL
9. Peningkatan latihan secara bertahab
10. Health Education : penyakit, obat-obat yang diberikan, efek samping obat, tindakan keperawatan yang diberikan, perawatan di rumah

Sabtu, 22 Januari 2011

Pekerjaan Yang Mustahil

Baginda baru saja membaca kitab tentang kehebatan Raja Sulaiman yang mampu memerintahkan, para jin memindahkan singgasana Ratu Bilqis di dekat istananya. Baginda tiba-tiba merasa tertarik. Hatinya mulai tergelitik untuk melakukan hal yang sama. Mendadak beliau ingin istananya dipindahkan ke atas gunung agar bisa lebih leluasa menikmati pemandangan di sekitar. Dan bukankah hal itu tidak mustahil bisa dilakukan karena ada Abu Nawas yang amat cerdik di negerinya. Abu Nawas segera dipanggil untuk menghadap Baginda Raja Harun Al Rasyid. Setelah Abu Nawas dihadapkan, Baginda bersabda, "Sanggupkah engkau memindahkan istanaku ke atas gunung agar aku lebih leluasa melihat negeriku?" tanya Baginda.

Abu Nawas tidak langsung menjawab. la berpikir sejenak hingga keningnya berkerut. Tidak mungkin menolak perintah Baginda kecuali kalau memang ingin dihukum. Akhirnya Abu Nawas terpaksa menyanggupi proyek raksasa itu. Ada satu lagi
permintaan dari Baginda, pekerjaan itu harus selesai hanya dalam waktu
sebulan. Abu Nawas pulang dengan hati masgul. Setiap malam ia hanya berteman dengan rembulan dan bintang-bintang. Hari-hari dilewati dengan kegundahan. Tak ada hari yang lebih berat dalam hidup Abu Nawas kecuali hari-hari ini.Tetapi pada hari kesembilan ia tidak lagi merasa gundah gulana.

Keesokan harinya Abu Nawas menuju istana. la menghadap Baginda untuk membahas pemindahan istana. Dengan senang hati Baginda akan mendengarkan, apa yang diinginkan Abu Nawas.

"Ampun Tuariku, hamba datang ke sini hanya untuk mengajukan usul untuk memperlancar pekerjaan hamba nanti." kata Abu Nawas.

"Apa usul itu?"

"Hamba akan memindahkan istana Paduka yang mulia tepat pada Hari Raya Idul Qurban yang kebetulan hanya kurang dua puluh hari lagi."

"Kalau hanya usulmu, baiklah." kata Baginda.

"Satu lagi Baginda..... " Abu Nawas menambahkan.

"Apa lagi?" tanya Baginda.

"Hamba mohon Baginda menyembelih sepuluh ekor sapi yang gemuk untuk dibagikan langsung kepada para fakir miskin." kata Abu Nawas.

"Usulmu kuterima." kata Baginda menyetujui.Abu Nawas pulang dengan perasaan riang gembira. Kini tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Toh nanti bila waktunya sudah tiba, ia pasti akan dengan mudah memindahkan istana Baginda Raja. Jangankan hanya memindahkan ke puncak gunung, ke dasar samudera pun Abu Nawas sanggup.

Desas-desus mulai tersebar ke seluruh pelosok negeri. Hampir semua orang harap-harap cemas. Tetapi sebagian besar rakyat merasa yakin atas kemampuan Abu Nawas. Karena selama ini Abu Nawas belum pernah gagal melaksanakan tugas-tugas aneh yang dibebankan di atas pundaknya. Namun ada beberapa orang yang meragukan keberhasilan Abu Nawas kali ini.

Saat-saat yang dinanti-nantikan tiba. Rakyat berbondong-bondong menuju lapangan untuk melakukan salat Hari Raya Idul Qurban. Dan seusai salat, sepuluh sapi sumbangan Baginda Raja disembelih lalu dimasak kemudian segera dibagikan kepada fakir miskin. Kini giliran Abu Nawas yang harus melaksanakan tugas berat itu. Abu Nawas berjalan menuju istana diikuti oleh rakyat. Sesampai di depan istana Abu Nawas bertanya kepada Baginda Raja, "Ampun Tuanku yang mulia, apakah istana sudah tidak ada orangnya lagi?"

"Tidak ada." jawab Baginda Raja singkat.

Kemudian Abu Nawas berjalan beberapa langkah mendekati istana. la berdir sambil memandangi istana. Abu Nawas berdiri mematung seolah-olah ada yang ditunggu. Benar. Baginda Raja akhirnya tidak sabar.

"Abu Nawas, mengapa engkau belum juga mengangkat istanaku?" tanya Baginda Raja.

"Hamba sudah siap sejak tadi Baginda." kata Abu Nawas. "Apa maksudmu engkau sudah siap sejak tadi? Kalau engkau sudah siap. Lalu apa yang engkau tunggu?" tanya Baginda masih diliputi perasaan heran.

"Hamba menunggu istana Paduka yang mulia diangkat oleh seluruh rakyat yang hadir untuk diletakkan di atas pundak hamba. Setelah itu hamba tentu akan memindahkan istana Paduka yang mulia ke atas gunung sesuai dengan titah Paduka."

Baginda Raja Harun Al Rasyid terpana. Beliau tidak menyangka Abu Nawas masih bisa keluar dari lubang jarum.

Sumber : Kisah 1001 Malam