Minggu, 13 Februari 2011

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gagal Jantung

Definisi
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (Smeltzer, 2001)

Patofisiologi
Fungsi jantung sebagai pompa diindikasikan oleh kemampuan untuk memenuhi suplai darah yang adekuat ke seluruh bagian tubuh, baik dalam keadaan istirahat maupun saat mengalami stress fisiologis.
Mekanisme fisiologis dasar jantung seperti stroke volume ( isi sekuncup ), cardiac output ( curah jantung ), heart rate ( laju jantung ), preload ( beban awal ), after load ( beban akhir ), dan kontraktilitas sangat berpengaruh dalam mekanisme terjadinya gagal jantung
-Stroke volume ( SV ) adalah jumlah darah yang di pompakan ventrikel setiap kali kontraksi
-Coadiac output ( CO ) adalah jumlah darah yang dipompakan ventrikel setiap menit
-Heart rate ( HR )/denyut jantung semenit merupakan fungsi sistem saraf otonom.Bila curah jantung menurun sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung.Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka stroke volumlah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.
Secara ringkas hubungan ketiganya dapat digambarkan dalam rumus berikut : CO = HR X SV
Tiga faktor mempengaruhi Stroke volume:
Preload. Menggambarkan tekanan miokardium pada saat akhir diastole atau sesaat sebelum ventrikel berkontraksi. Menurut hukum Frank Starling: makin besar isi jantung saat diastollik, semakin besar darah yang dipompakan.
Afterload. Menggambarkan tahanan yang harus dihadapi saat darah dikeluarkan dari ventrikel.Apabila tekanan sistemik arterial meningkat maka kerja jantung akan meningkat pula.
Kontraktilitas.adalah kemampuan intrinsik serabut-serabut miokard untuk berkonraksi.Peningkatan stroke volume meningkatkan kontraktilitas, dan sebalikanya penurunan stroke volume menurunkan kontraktilitas.

Respons Kompensatorik
1. Peningkatan aktifitas adrenergik simpatis
Meningkatnya aktifitas simpatik adrenergik akan merangsang pengeluaran katekolamin dari saraf-saraf adrenergik jantung dan medulla adrenal. Hal ini akan meningkatkan kontraktilitas dan denyut jantung, yang akan menambah cardiac output.Juga terjadi vasokontriksi arteri perifer untuk menstabilkan tekanan arteria dan redistibusi volume darah dengan mengurangi aliran darah ke organ-organ yang rendah metabolisnya seperti kulit dan ginjal, sehingga perfusi ke jantung dan otak dapat dipertahankan.Venokontriksi akan meningkatkan aliran balik vena ke jantung sisi kanan yang selanjutnya akan menambah kekuatan kontraksi sesuai hukum Starling.
2. Peningkatan preload
Aktivasi sistem RAA (Renin Angiotensin Aldosteron) menyebabkan retensi natrium dan air oleh ginjal.Peningkatan beban awal ini akan meningkatkan kekuatan kontraksi sesuai hukum Starling.
3. Hipertrofi ventrikel
Penebalan dinding ventrikel tanpa disertai penambahan ukuran ruang jantung akan menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mencukupi kebutuhan tubuh.
Ketiga respons kompensatori ini menggambarkan usaha untuk mempertahankan curah jantung, namun bila gagal jantung berlanjut maka kompensasi ini menjadi semakin tidak efektif.

Klasifikasi Gagal Jantung
Gagal jantung menurut New York Heart Association (NYHA) terbagi atas 4 kelas fungsional,yaitu:
I : Timbul sesak nafas pada aktifitas fisik berat
II : Timbul sesak nafas pada aktifitas sedang
III : Timbul sesak nafas pada aktifitas ringan
IV : Timbul sesak nafas pada aktifitas sangat ringan atau istirahat

Manifestasi Klinis
Gagal Jantung Kiri
- Dyspnea yaitu sesak nafas
- Orthopne yaitu sesak saat berbaring
- Dyspneu on effort (DOE) yaitu sesak bila melakukan aktifitas
- Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) yaitu sesak tiba-tiba dimalam hari disertai batuk
- Edema paru
- Lekas capek
- Batas jantung kiri melebar
- Sianosis
- Tekanan darah menurun
- Takhikardi
- Keringat dingin
- Bunyi jantung S3, S4

Gagal Jantung Kanan
- Batas jantung kanan melebar
- Juguralis venus pressure ( JVP ) meningkat
- Edema tungkai → edema anasarka
- Hepatomegali
- Asites
- Anoreksia

Asuhan Keperawatan
Pengkajian
I. Identitas pasien: Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan
II. Riwayat kesehatan
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit keluarga
- Faktor pencetus
- Faktor resiko
III. Pengkajian kegawat daruratan
1. Airway
Kaji sumbatan jalan nafas: tersering sputum berbusa kadang disertai darah
2. Breathing
- Dyspnea akibat penimbunan cairan di interstiil paru dan di alveoli
- Orthopne
- Dyspneu on effort (DOE) karena penurunan perfusi ke otot-otot
- Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND)
- Ronchi pertanda adanya edema paru
- Whezing bila terjadi asma kardial akibat bronchospasme
3. Circulation
- Kulit pucat dan dingin karena perfusi jaringan yang tidak adekuat
- Sianosis karena penurunan cardiac output yang terjadi lebih lanjut
- Capilery refill > 3 detik
- Nadi kecil karena penurunan cardiac output
- Takikardi merupakan usaha kompensasi untuk mencukupi stroke volume
- TD menurun terjadi pada gagal jantung yang lebih berat
4. Dissability
- Kaji tingkat kesadaran/ GCS, kekuatan otot
- Kelemahan dan keletihan karena perfusi yang kurang pada otot-otot
- Kegelisahan, atau kebingungan akibat penurunan cardiac output
5 Exposure
- Mulai dari kepala ke leher
Konjungtiva anemis bila ada anemia
Sclera ikterik bila terjadi hepato dekompensated
Leher menunjukkan JVP meningkat
- Paru-paru
Inspeksi : bentuk dan pergerakan dada
Auskultasi : ronchi, whezzing
Perkusi : redup bila ada efusi pleura
Palpasi : Taktil premitus ka = ki
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tampak/ tidak
Auskultasi : S3 menunjukkan disfungsi jantung kiri
Perkusi : batas jantung melebar
Palpasi : Ictus kordis bergeser kekiri bila ada pembesaran jantung
- Abdomen:
I : Acites akibat peningkatan tekanan hidrostatik di vena porta sehingga cairan terdorong ke rongga abdomen
A : Bising usus bisa menurun karena bendungan pembuluh darah usus
Pe : Redup bila ada acites
Pa : Hepatomegali akibat pembesaran vena di hepar
- Muskuluskletal:
Edema, yang terkenal dengan pitting edema yaitu edema yang akan tetap cekung bahkan dengan penekanan ringan
Cianosis, akibat penuruna curah jantung yang lebih lanjut
Akral dingan, akibat penuruna curah jantung dan vasokonstriksi perifer
Kaji kekuatan otot
- Pola eliminasi
BAK: Olyguria bial urine < 500 cc/ 24 jam (100 –400 cc/ 24 jam)
Anuria, urine < 100 cc/24 jam, kedua hal ini terjadi karena perfusi ke ginjal menurun
Nokturia: rasa ingin kencing dimalam hari karen perfusi renal membaik saat istirahat
BAB: Bisa normal / terganggu
- Pola nutrisi:
Anoreksia dan mual karena pembesaran vena dan statis vena di dalam rongga abdomen
- Pola aktifitas dan latihan
Lemah dan mudah lelah karena cardiac output yang menurun sehingga menghambat sirkulasi jaringan dan pembuangan sampah katabolisme yang tidak adekuat dari jaringan
- Pola istirahat dan tidur
Insomnia: terjadi akibat distress pernafasan dan batuk

Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorim: darah rutin, gula darah, elektrolit, fungsi hepar, fungsi ginjal, kholesterol, trigliseride, AGD
- EKG: RVH, LVH, LAH, LBBB, aritmia
- Foto Rontgen: edema paru, kardiomegali, RVH, LVH
- Echocardiogram: untuk mengetahui ruang-ruang jantung, klasifikasi katub, fraksi ejeksi
- Kateterisasi: untuk mengetahui tekanan dalam sirkulasi jantung dan paru, saturasi O2 di ruang jantung, angiografi ventrikel kiri untuk mengidentifikasi hipokinetik local atau menyeluruh serta aneurisma ventrikel kiri melalui pengukuran fraksi ejeksi
- Radionuklir: untuk mengevaluasi fungsi ventrikel dan mengidentifikasi kelainan fungsi miocard
- CT scanning dan magnetic resonance imaging: untuk memberikan informasi akurat dan terinci tentang jantung dan fungsi jantung

Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan irama, preload, afterload, dan kontraktilitas
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sputum, spasme jalan nafas
3. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran kapiler - alveoli
4. Pola nafas tidak efektif b.d kelehahan otot pernafasan, hiperventilasi
5. Volume cairan berlebih b.d mekanisme pengaturan melemah
6. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d intake yang tidak adekuat
7. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan umum
8. PK syok cardiogenik
9. PK gagal ginjal
10. PK tromboemboli
11. PK Aritmia

Intervensi Keperawatan
1. Bedrest/ batasi aktifitas fisik untuk mengurangi beban jantung
2. Atur posisi semi fowler/fowler, mengurangi aliran balik vena dan kongesti paru
3. Monitoring : TTV, EKG, CVP, tek arteri pulmonal, tek kapiler arteri pulmonal, CO,Cardiac indeks (CI), JVP, keluhan pasien, suara pernafasan, suara jantung, balance cairan, pulsasi perifer, capilary refill, status mental, lingkar perut, laboratorium
4. Management airway
5. Management lingkungan:
- Batasi pengunjung
- Beri lingkungan aman dan nyaman
- Mendekatkan alat-alat bantu ADL
6. Management therapi
- Oksigen: nasal kanul, masker sederhana, rebreathing mask, non rebreathing mask
- Diuretik: pengobatan pilihan pertama pada gagal jantung, digunakan untuk menghilangkan retensi cairan tanpa menyebabkan dehidrasi
- ACE inhibitor: menghambat pembentukan angiotensin II, menurunkan preload, afterload sehingga bisa mengatasi gagal jantung
- Vasodilator lain (hydralazin): berguna untuk terapi alternatif jika pasien tidak dapat toleransi terhadap ACE
- Digitalis: meningkatkan kontraktilitas miocard dan menurunkan denyut jantung
- Anti koagulan: bila etiologi dari kelainan katup disertai AF, untuk mencegah trombus dan emboli yang bisa menyebabkan infark pada ginjal dan otak
- Pengobatan terminal: dopamin, dobutamin memperbaiki gagal jantung dan dapat bermanfaat dalam management gagal jantung terminal
- Antibiotika: digunakan pada gagal jantung dengan kelainan katup yang disebabkan penyakit jantung rematik
- Kardioversi-defibrilasi
- Intra aortik Balon Pump (IABP)
- Hemodialisa(HD), Peritonial dialisa(PD),Continus arteti vena hemodilisa(CAVH), Continus vena vena hemodialisa (CVVH)
- Management nutrisi:
- Beri diet lunak dan rendah garam
- Kolaborasi dengan ahli gizi
- Dekatkan alat-alat bantu
8. Bantu ADL
9. Peningkatan latihan secara bertahab
10. Health Education : penyakit, obat-obat yang diberikan, efek samping obat, tindakan keperawatan yang diberikan, perawatan di rumah