Jumat, 09 Maret 2012

Berbakti Dulu, Niscaya Akan Cukup

Pagi ini, rutinitas biasa di hari Kamis dan Jum'at, usai sholat shubuh saya stand by di depan layar televisi. Memainkan tombol dengan ujung jari, mencari channel favorit tiap pagi. Ippho Santosa telah siap di layar kaca, memakai setelan jas hitam yang modis, membawakan motivasi yang kali ini sangat menggugah hati. Tentang bakti pada kedua orang tua.

Bahwa ternyata, dibalik kesuksesan kita selama ini selalu ada andil orang tua di dalamnya. Pun di dalam kesulitan rezeki yang kita alami, kalau kita mau menilik lebih lanjut, rupanya ada hubungannya dengan perlakuan kita terhadap orang tua. "Anak-anak yang berbakti, hidupnya bertabur rezeki. Anak-anak yang durhaka, hidupnya bisa penuh petaka". Kira-kira begitu bunyinya.

Sontak saya jadi tercenung. Apakah selama ini saya termasuk anak yang sudah berbakti? Jangan-jangan saya termasuk anak tipikal Malin Kundang, yang lupa atas jerih payah orang tua selama ini.

Hingga saya sudah bekerja seperti sekarang, tak terhitung banyaknya jasa yang telah diberikan kedua orang tua. Kita seyogyanya sadar bahwa selama ini orang tua selalu memberikan totalitasnya untuk kebahagiaan kita. Dalam keterbatasan apapun, dalam kekurangan, selalu saja ada yang dipaksakan. Demi kita. Boleh jadi dulu saat harus membayar biaya sekolah, mereka sedang tak ada biaya, tapi tetap saja 'diada-adakan' untuk kita, anaknya. Meski harus ngutang dulu, pinjam sana pinjam sini, supaya kita tetap lanjut menuntut ilmu. Harapannya biar nantinya hidup kita lebih baik dari mereka.

Kita mungkin yang sudah cukup mapan sekarang, baiknya berkaca diri. Apakah sudah total dalam berbakti pada mereka layaknya mereka dulu merawat kita. Kebahagiaan memang tak bisa diukur materi. Tapi sudahkah kita menyisihkan sedikit saja materi hasil keringat kita, mempersembahkan sesuatu bagi mereka?

Meski orang tua kita dalam kesulitan, selalu saja ada buat kita. Namun kita mungkin malah sebaliknya, jangankan sedang kesulitan, sedang gampang rezeki saja bisa jadi kita sering lupa. Kenapa sejak saat ini kita tidak terapkan cara kerja otak kanan saja, seperti yang dikemukakan Ippho Santosa : Bila dengan cara kiri maka harus cukup rezeki dulu, baru berbakti kepada orangtua, sementara bila dengan cara kanan maka kebalikannya, bagaimanapun kondisinya kita mesti berbakti dulu, sehingga nanti rezeki akan jadi cukup. Luar biasa bukan?

Alloh telah menitipkan ridho-Nya melalui ridho orang tua. Dengan berbakti sehingga orang tua ikhlas pada kita, secara tidak langsung kita sudah menggenggam keridhoan Alloh Subhanahu wa ta'ala. Maka kenapa masih ragu-ragu melakukannya? Berbakti dengan total seperti mereka merawat kita sejak kita masih belia.

Ibu, Bapak, terima kasih karena kalian mencintaiku.


Klaten, 9 Maret 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar